Kamis, 07 Juli 2011

Cara budidaya dan penanaman pohon jabon

Pola Hutan Rakyat umumnya menggunakan jarak tanam 2 x 2,5 m. Namun hasil pertumbuhan dan perkembangan diameternya tidak begitu cepat dan maksimal, cara ini biasanya digunakan masyarakat dengan membiarkan tumbuh liar dengan sendirinya ibarat hutan. Perkebunan pada umumnya menggunakan jarak tanam yang direkomendasikan yaitu 4 x 5 m. Jarak tersebut dapat memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan diameter batangnya, sebab radius lingkaran bayangan kebawah batang atas pohon adalah wilayah penyerapan unsur-unsur hara ditanah oleh akar pohon (definite growth). Jadi jarak 4 x 5 m adalah jarak tanam yang paling baik bagi pertumbuhan pohon jabon, tetapi bisa juga menggunakan jarak 4 x 4 m tergantung kondisi lahan. Jabon dapat hidup pada tanah Alluvial lembab (pinggir sungai), tanah liat, tanah lempung, podsolik coklat, podsolik merah kuning (PMK), tanah daerah yang ada pasang surut, iklim basah dan tropis. Cara Tanam : Buat lubang tanam dengan Lebar x Panjang x Dalam (40x40x40) cm. Lalu masukan Kompos+NPK 2,5 gr (campur) sebagai pupuk dasar diendapkan dilubang setinggi 30 cm (dapat langsung tanam/3-7 hr kemudian baru tanam), kemudian masukkan bibit yang polibagnya sudah dibuka/disobek kedalam lubang, dudukan bibit yang benar/rata lalu isi tanah kompos sebagai penutup akar dengan tanah setinggi 20 cm (jangan diterlalu dipadatkan), hingga tersisa lubang 10 cm sebagai kantong air. Perawatan : Semprot pestisida secara aktif per 1 atau 2 minggu sekali selama 3-4 bulan tergantung keadaan gangguan, agar daun tidak dimakan ulat. Setelah daun cukup banyak fungisida sudah tidak perlu disemprotkan lagi, sebab daun tidak akan habis dimakan ulat karena daun sudah banyak. Pemupukan : Untuk pertumbuhan, pemupukan dapat dilakukan minimal cukup sampai usia 3 tahun karena usia 3 tahun keatas sumber makanan dan unsur hara dari serasah sudah terdekomposisi secara alami selama 1-3 tahun. Periode pemupukan 1-2 kali/setahun, tetapi jika ada kemampuan lebih baik pemupukan sampai batas usia mendekati usia panen yaitu 5 sampai 6 tahun, agar hasil lebih maksimal. • Awal tanam – 1 Tahun : NPK 1 sendok makan (tabur jgn kena/menumpuk pada batang pangkal) • 1 Tahun – 2 Tahun : Kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang 5 kilo + NPK 2,5 Ons • 2 Tahun – 3 Tahun : Kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang 10 kilo + NPK 7,5 Ons Dapat juga hanya dengan kompos : • 1 Tahun-2 Tahun : Kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang 20 Kilo • 2 Tahun- 3 Tahun : Kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang 20 kilo Kompos sangat penting peranannya, kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang berperan sebagai absorbent yang dapat menyimpan mineral & unsur hara dan memperlancar pertukaran kation di dalam tanah. Tanpa kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang tanah semakin lama semakin jenuh, jika tanah jenuh pemberian pupuk menjadi sia-sia dikarenakan tanah jenuh tidak dapat lagi mengikat mineral sehingga pupuk yang diberikan tidak dapat mengurai kedalam tanah dan akan menguap atau tercuci, kompos memperbaharui kondisi tanah dan menjadikan tanah di sekitar pangkal pohon/akar menjadi lembab dan subur. Dengan kompos pupuk yang diberikan dapat mengurai dengan baik sehingga akar menjadi mudah menyerap unsur hara tersebut. Catatan tambahan bahwa pupuk kandang yang belum matang tidak baik digunakan untuk pemupukan karena masih panas, pupuk kandang yang sudah matang ditunjukkan dari tidak berbau kotoran, tetapi berbau humus(tanah) dan tidak panas. Perawatan kebersihan disekitar pohon sangat penting agar sumber makanan akar tidak terganggu dan dapat maksimal diserap akar pohon, minimal perawatan sampai usia 1 tahunan. Sampah serasah di kumpulkan menjadi ring keliling Pohon dengan radius jarak 50 cm, agar serasah cepat terdekomposisi bermanfaat menjadi hara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar